Langsung ke konten utama

Senin sore penuh ceria




Setelah dering video call WhatsApp beberapa waktu lalu, aku menengok kaca rumah ternyata matahari hampir tenggelam. Jam dinding menunjukkan pukul 17:15 WIB. Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu selama aku bercengkerama dengan adikku yang kini tinggal di Bogor, Jawa Barat. Tanpa terkecuali, anakku, Ganendra, balita berusia 3 tahun pun turut serta bersenda gurau dalam percakapan bocil bersama sepupunya Ken. Keponakanku, Ken, anak laki-laki adikku, Nunik, juga ikut video call bersama kami. Tawa, candaan bocil dan gurauan santai selalu menyertai obrolan kami sepanjang petang ini.

Pandemi telah memisahkan temu kita. Hampir dua tahun kami belum berjumpa secara langsung. Sejak adikku melahirkan anak keduanya, Kai, kami hanya berjumpa kabar melalui handphone atau video call. Padahal aku ingin sekali berjumpa dengan keponakanku, Kai. Aku senang dan bahagia karena bertambah lagi, satu keponakan laki-laki yang lucu dan gembul. Kai, usianya sudah 4 bulan, berat badannya tujuh kilo. Luar biasa gembul, dan ingin rasanya aku menggendong dan menguyel-uyel pipi tembemnya.


Selama percakapan seru kami, rupa-rupanya Andra sangat ingin berjumpa dengan Ken. Andra katanya pengen lho bermain bersama Ken. Ketika vid-call-an, keseruan mereka berdua ditunjukkan dengan aksi Ken memperlihatkan mainannya yang bermacam-macam. Ada robot-robotan, mobil-mobilan beraneka warna, Batman figures dan lainnya. Semua aksi Ken itu sudah membuat Andra kangen dan ingin segera bertemu dengannya.


Aku pun tidak kalah seru dengan anakku. Aku dan adikku, Nunik juga saling sahut dalam obrolan random kami. Ramainya percakapan kami selama video call-an diibaratkan ramainya supporter sepakbola yang sedang mengawali pertandingan Persija lawan Persikabo. (Btw memang ada ya, nama team ini) - (tertawa). Lepas saja pembicaraan kami dan kedua anak bocil hingga waktu yang tidak ditentukan. 


Aku banyak bercerita juga dengan adikku disela para bocil saling menyahut. Dalam percakapan tersirat ungkapan rindu yang saling tergambarkan pada masing-masing perasaan kami.


Tak terasa sudah anak-anak kami sudah mulai beranjak balita. Dalam anganku, sepertinya baru kemarin aku melahirkan Andra dan mendapat kabar adikku

Nunik juga melahirkan. Itupun adikku sudah punya dua anak. MasyaAllah, kami bersyukur, kami tidak merasa sendiri setelah kepergian ayah dan ibu. Ikatan persaudaraan kami telah membuat kami selalu diingatkan satu sama lain untuk saling berkasih sayang.

Aku sedang berpikir, kapan ya, aku akan berjumpa dan berkumpul kembali dengan adik-adikku. Ingin rasanya langsung bertemu dan bercanda layaknya kita masih remaja dulu. Bebas bercerita apa saja, obrol konyol dengan omongan bahasa gaul yang hanya kita paham artinya. Sungguh, aku rindu masa itu.

Aku berharap, aku bisa pergi ke Bogor tanpa hambatan, bisa naik kereta bersama anakku sambil melihat pemandangan hijau di kanan kiri jendela. Aku yakin anakku akan senang sekali dengan pengalaman ini.

Semoga pandemi ini berangsur pulih, tingkat penderita covid pun semakin menurun, hingga kita semua diberikan kekuataan dan kekebalan oleh Allah SWT untuk mengalahkan virus ini.


Tidakkah, momen paling indah dan bersahaja itu ketika kita berkumpul bersama dengan keluarga?

Aku aminkan saja dengan serta merta aku menutup handphone dan vid-call kami pun berakhir. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah itu, saksi bisu hidupku

  " Rumah, tempat di bumi yang sangat diberkati". "Tempat yang lebih berharga dan lebih manis dari yang lainnya."  - Robert Montgomery Dua puluh sembilan tahun berlalu dengan rangkaian memori indah yang tidak dapat terlupakan di sebuah tempat berteduh yang membuatku telah banyak memaknai arti hidup. Suka dan duka telah aku lalui bersama dengan deraian air mata kesedihan dan kebahagiaan. Sungguh, apabila waktu dapat berulang kembali, aku akan menjeda berbagai momen yang membuatku semakin mengharu biru. Tempat itu, telah menyanderaku dengan kebahagiaan dan kedukaan, tempat itu telah membawaku pada sebuah kesejukan cinta dan kasih sayang. Tempat itu adalah tempat berteduh dari panas hujan tetapi tidak pernah terbatas untuk sekedar menenteramkan jiwa. Tempat itu adalah rumah, sebuah saksi bisu yang selalu hidup menyaksikan para jiwa huniannya beradu seteru atau hanya sekedar berbincang riang. Rumah itu merupakan lembaran sejarah hidupku. Betapa tidak, semua kenangan m

Blijf Vanavond Heel Even Bij Mij

                                                     Picture Sources: fransbauer.nl Malam ini begitu damai dan juga sejuk. Hujan telah mengguyur kota tempat aku tinggal hingga pukul 9 malam tadi. Nyaman rasanya malam ini sambil duduk dan menonton tv serta bersantai dengan anak dan suami. Tidak terasa  hari ini merupakan hari menyenangikan bagiku, karena aku telah berhasil melalui jam padat dan challenging karena harus berbagi peran sebagai seorang ibu dan juga seorang profesional.  Pada kesempatan kali ini aku hanya ingin menggoreskan tulisan ringan dengan bercerita tentang lagu kesukaan suamiku. Sebenarnya aku baru kali pertama mendengarkan lagu kesukaan suamiku ini, tetapi setelah aku dengarkan dengan santai, ternyata lagu ini enak juga. Lagu yang easy listening dan buat aku lagu ini, enak untuk diputar berulang-ulang. Awalnya kukira dari ritme irama lagunya seperti lagu seberang pulau tetapi nyatanya aku salah tebak. Jauh sekali muasal lagu ini. Lagu asal negeri kincir angin ini tel

Membaca asyik dan betah di Perpustakaan British Council Indonesia

 "Books were my pass to personal freedom"                                      - Oprah Winfrey - Membaca buku merupakan habit berkualitas yang dapat meningkatkan ketajaman berpikir seseorang. Semakin intensif seseorang membaca buku maka akan semakin kuat kemampuan analitisnya. Hal ini pasti akan mempengaruhi cara berpikir seseorang dalam melihat cara pandang tertentu.  Kegiatan membuka lembaran buku, meresapi makna tulisan didalamya telah membentuk sebuah kegemaran yang telah aku tekuni sejak usia dini. Almarhum ayahku juga penggemar buku, koran dan majalah. Setiap hari kami pasti membaca berita apa saja yang ada dalam media baca yang kami miliki. Tak luput juga, pada setiap weekend ayahku selalu mengajakku ke toko buku Gramedia atau toko buku Gunung Agung hanya sekedar melihat ada buku terbaru apa yang hadir disana atau membelinya. Kebiasaan membaca ini terus berlanjut hingga aku dewasa. Ketika aku ada dimasa kuliah, aku senang sekali berkunjung ke perpustakaan atau ke to