"Surga terindah adalah keluarga dimana terdapat tempat saling canda dan tawa ceria serta pelukan hangat dan sandaran dalam damai dan bahagia".
-Tuti Nurhaningsih Santoso-
Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga
Kutipan lyrics dari lagu tentang keluarga - keluarga cemara.
Dipopulerkan oleh Novia Kolopaking dan Bunga Citra Lestari.
Fitrah manusia hadir dimuka bumi ini adalah hadir dengan cinta, yaitu melalui sebuah keluarga. Ayah, Ibu, dan anak merupakan anggota dari persatuan kelompok kecil yang diikat oleh tali cinta dan kasih sayang. Sejauh kita pergi, bahkan sampai melintasi lautan dan benua pasti kita akan merindu dengan keluarga. Baik rindu akan ayah, ibu, anak, kakak maupun adik. Begitupula aku, rinduku selalu mengharu biru apabila mengingat seorang sosok idola yang telah menginspirasiku.
Ayah, adalah sosok itu. Ayah selalu mengajarkan arti hidup dengan sebuah kekuataan, kesabaran dan kegigihan. Ayah menegakkan diri dan kepalaku untuk siap dan selalu kuat dalam menghadapi kerasnya gelombang hidup yang tak pasti. Ayah juga selalu mengajarkanku tentang arti kejujuran. Tanpa kejujuran, mustahil keberuntungan didapat. Niatkan setiap kebajikan dalam setiap langkah hidup sehingga keberkahan selalu ada tanpa redup. Pelajaran hidup itu yang ditanamkan ayahku akan selalu ada dalam hatiku. Namun, aku perlu menghapus harapan rinduku bertemu ayah karena beliau sudah pasti tidak akan kembali. Raganya, sudah terkubur dalam pusara selama 18 tahun silam.
Begitupula Ibuku, beliau pun sudah beristirahat dengan tenang di rumah Allah bersama ayah. Hanya tujuh tahun berselang tak lama ayah berpulang, ibu pun pulang. Namun, rasa ikhlas jua yang akhirnya mengobati sesak di dada karena harus merelakan kepergian mereka. Tidak ada lagi panggilan untuk ayah atau ibu sejak lama keluar dari mulutku. Hanya doa yang dapat aku panjatkan untuk mereka berdua. Kehilangan sosok ayah dan ibu amatlah pedih, namun apalah daya takdir itu nyata. Ketika remaja aku kehilangan semuanya, ayah dan ibu. Disaat aku dan ketiga adikku membutuhkan kasih sayang, tetapi mereka pergi. Sungguh, takdirku begitu pilu, namun aku berusaha berbesar hati karena keyakinan atas rencana indah Allah untuk hidupku.
Bertahun-tahun, hidup tanpa kedua orangtua rasanya seperti hidup segan mati tak mau. Tetapi roda kehidupan ini terus berputar, aku dan ketiga adikku yang pada saat itu masih kecil-kecil harus bersama berjuang menjalankan hidup yang kian tak pasti. Suka dan duka kami lalui. Berbagai tantangan dan rintanganpun kami hadapi. Entah, beberapa kali kami tertatih hingga terjatuh, tetapi kami bangkit ribuan kali mengalahkan rasa takut, khawatir dan kegalauan hidup. Seiring dengan kekuatan dan kegigihan yang kami miliki, tak terasa adik-adikku sudah beranjak dewasa, sudah menikah, ada yang bekerja dan lulus kuliah. Mereka sehat-sehat, berada dalam jalan yang lurus, tidak terjemurus narkoba atau hal negatif lainnya yang selama ini aku khawatirkan. Aku pun begitu, aku melihat diriku sudah sampai sejauh ini sudah mendapatkan pencapaian luar biasa yang tidak kuduga sebelumnya.
Aku berpikir sejenak, ternyata Allah Maha Baik, Maha Kasih dan Sayang tanpa batas. Tanpa melihat diriku seperti apa dan bagaimana. Segala rahmat tercurah dalam karuniaNya untuk aku dan adik-adikku. Kehilangan orangtua dalam hidup merupakan mimpi nyata yang membuatku selalu terjaga dalam tidurku dan ketika aku terbangun mimpi itu tetap ada, selamanya.
Namun, satu hal yang aku akan selalu ingat, yaitu kata-kata nasihat ayah yang selalu terpatri dalam hatiku. Ayah, memang tiada duanya walaupun ragamu telah tiada tetapi jiwamu tetap hidup selamanya denganku dan adik-adikku. Betapa kuat cinta dan kasih sayang seorang ayah kepada anak-anaknya hingga akhir hayat.
Ayah adalah bagian dari keluarga, seorang nahkoda yang memimpin laju kapal kehidupannya, walaupun sang nahkoda telah tiada namun, pelajaran dan penatarannya selalu terekam kuat dalam pikiran dan tindakanku, sehingga akhirnya melahirkan nahkoda baru yang tangguh dalam menghadapi samudera kehidupan.
Ayah, ibu dan adik-adikku, kalian adalah keluarga sejati yang selalu mengajarkanku arti cinta, ketulusan dan kekuatan. Tiada seorangpun yang datang dan pergi tanpa jejak berharga dan memori terindah, yaitu keluarga.
Sayangi keluargamu, ayah, ibu dan sanak saudaramu selagi mereka ada dalam hembusan nafas dan kehadirannya. Cintailah keluargamu tanpa syarat, karena keluarga sejatinya adalah mereka yang dapat menerima mu tanpa syarat jua.
Komentar
Posting Komentar