"Books were my pass to personal freedom"
- Oprah Winfrey -
Membaca buku merupakan habit berkualitas yang dapat meningkatkan ketajaman berpikir seseorang. Semakin intensif seseorang membaca buku maka akan semakin kuat kemampuan analitisnya. Hal ini pasti akan mempengaruhi cara berpikir seseorang dalam melihat cara pandang tertentu.
Kegiatan membuka lembaran buku, meresapi makna tulisan didalamya telah membentuk sebuah kegemaran yang telah aku tekuni sejak usia dini. Almarhum ayahku juga penggemar buku, koran dan majalah. Setiap hari kami pasti membaca berita apa saja yang ada dalam media baca yang kami miliki. Tak luput juga, pada setiap weekend ayahku selalu mengajakku ke toko buku Gramedia atau toko buku Gunung Agung hanya sekedar melihat ada buku terbaru apa yang hadir disana atau membelinya.
Kebiasaan membaca ini terus berlanjut hingga aku dewasa. Ketika aku ada dimasa kuliah, aku senang sekali berkunjung ke perpustakaan atau ke toko buku yang ada di Jakarta. Begitu banyak perpustakaan bahkan book shop pada jamannya baik di pusat kota Jakarta maupun di daerah sekitaran kampus.
Namun, dari sekian banyak perpustakaan yang ada, salah satunya adalah, British Council Library yang telah membuatku nyaman membaca disana. Perpustakaan tersebut merupakan perpustakan dan pusat kebudayaan yang dimiliki oleh perwakilan pemerintah Inggris di Jakarta. Pada saat itu British Council berlokasi di wilayah Senayan, tepatnya di gedung Widjojo Centre.
Akses menuju kesana, saya lalui dengan menggunakan bus patas. Jam operasional perpustakaan tersebut hari Senin s.d Jumat dimulai dari pukul 9:00 WIB pagi sampai dengan pukul 20:00 WIB malam. Fasilitas yang ada pun beragam, ada banyak buku tentunya dalam Bahasa Inggris. Ada novel, kumpulan cerita pendek, bibliography, macam-macam buku semua bidang ilmu, manajemen, kedokteran dan lain sebagainya.
Selain itu, tidak hanya koleksi buku saja yang ada, menariknya adalah terdapat koleksi DVD atau video film bermacam genre, dari dokumenter, musik; seperti kegemaranku dulu pada girlbands dan bands asal Inggris, Spice Girls, Boyzone, sampai Oasis, sejarah, pembelajaran bahasa Inggris, karya sastra, berita dari gossip artis hingga tokoh publik dunia, dan lain sebagainya. Lanjut lagi, tidak hanya buku, video atau DVD untuk pembaca dewasa tetapi untuk anak-anak juga ada. Sempat terbesit dalam pikiranku, kalau suatu saat nanti aku punya anak bisa aku ajak berkunjung ke perpustakaan ini.
Berbagai fasilitas tersebut, bisa disewakan atau ditonton langsung oleh pengunjung namun dengan syarat harus menjadi member tetap, membayar iuran dan memenuhi persyaratan administratif yang telah ditetapkan oleh manajemen perpustakaan.
Hampir saja terlupa, fasilitas lainnya yang aku bisa gunakan disana adalah internet gratis selama mengunjungi perpustakaan. Bagiku, sungguh sangat menyenangkan bisa menyalurkan hobi membaca buku di perpustakaan yang kaya fasilitas dan dimanjakan dengan kenyamanan tempatnya. Bagaimana tidak, ruangan perpustakaannya saja didesain dengan nyaman untuk pengunjung. Udara sejuk air conditioner yang kadang membuatku mengantuk. Ditambah lagi, tersedia sofa empuk, kursi yang nyaman, ruangan bebas polusi suara, athmosphere yang harum dan ketertiban pengunjung pun sangat diperhatikan disana. Benar-benar bikin betah!.
Aku pikir, perpustakaan British Council ini dapat menjadi perpustakaan percontohan. Selain koleksi bukunya yang berkualitas dan beragam, manajemen perpustakaan ini pun aku nilai sangat baik dan profesional. Hal ini yang telah membuatku menjadi member dari perpustakaan ini. Salah satu koleksi buku yang aku gemar baca adalah karya sastra Inggris seperti Emily Brontee Family, Wuthering Heights, Pride and Prejudice, Tom Sawyer, Mark Twain, Peter Pan, Karya William Shakespeares, Jane Austen dan masih banyak lagi.
Salah satu novel yang telah membuat saya menangis ketika membacanya adalah Kisah Emily Brontee, alur ceritanya banyak menguras emosi kesedihan. Kisah - kisah karya sastra Inggris tersebut sudah menginspirasi saya dalam banyak hal, seperti menambah perbendaharaan vocabulary Bahasa Inggris dan ketajaman berpikir ala sastrawan Inggris. Sungguh, pengalaman tersebut sudah membuatku menjelajah ke negeri Queen Elizabeth. Absolutely fun!.
British Council sebagai pusat baca juga dijadikan sebagai pusat kebudayaan Inggris. Seringsekali mereka mengirimkan info tentang event festival film atau theater seni budaya Inggris. Jadi teringat, aku pernah hadir dalam event festival film Inggris untuk menonton film gothic, horror, science fiction "Mary Shelley Frankenstein" yang sudah membuat bulu kudukku merinding ketakutan. Namun, aku senang bisa menikmati karya sastra Inggris yang jalan ceritanya sangat menyentuh antara perpaduan intelektual dan fiksi ala budaya Inggris kuno.
Tahun berlalu, kegiatanku semakin padat ketika aku sudah full bekerja di sebuah perusahaan. Waktu pun menjadi taruhannya. Kesibukanku telah mengikis kesempatanku untuk berkunjung ke Perpustakaan British Council. Hari weekend, Sabtu paling terbuka untuk aku bertemu dengan buku-buku kesukaanku. Namun, yang membuat aku kaget, ternyata ketika aku mendapatkan info di akun Facebook British Council, mereka menyatakan apabila British Council Indonesia sudah tidak lagi mengoperasikan perpustakaan sejak semua koleksi buku- buku dihibahkan ke Kementerian Pendidikan Nasional sejak November 2004. Namanya sekarang adalah Library@Senayan.
Setelah adanya informasi itu, aku jarang bahkan tidak pernah lagi mengunjungi Library Senayan, walaupun perpustakaan tersebut adalah hibahan dari perpustakaan British Council. Saat ini aku hanya mencoba untuk surfing digital library di website sehingga aku bisa dapat e-book menarik untuk dibaca kapan dan dimana saja.
Walaupun, perpustakaan British Council sudah tidak ada lagi bangunan fisiknya, tetapi tidak memadamkan semangatku untuk terus membaca, karena membaca adalah kegemaranku. Bagaimanapun juga, Perpustakaan British Council sudah mewarnai pengalaman masa mudaku dan aku senang sekali!.
Mbak, toss kok samaan ya grup band fave kita,, aku juga suka Boyzone dan Spice Girls! Btw kenangan yang indah ya pernah menghabiskan waktu membaca di perpustakaan British Council.
BalasHapus