Langsung ke konten utama

BREAKING BIAS TO BUILD A MORE GENDER EQUALITY IN FACING THE ISSUE OF CLIMATE CHANGE IN INDONESIA - PART II

 II.                Main Argument

1. Why is the role of women still minimal in climate change that is gender-equal?
2. Why is there no policy that supports the role of women in climate change that is gender-equal?
Hadith of the Prophet SAW: Women are the pillars of the state, good women in a country will also have a good effect on the country, but if there is damage to women, the country will also be damaged. Women are assets and role models for every family, community, nation and state. Without the presence of a woman with noble character, there is no superior generation in this world. Women are figures who can print generations of each nation with various uniqueness and intelligence. The school of life begins with a female figure, therefore every woman has a major contribution and role in the nation and state.
With this role and contribution, women should have the opportunity to advance and develop according to their potential. Women deserve to have a pool that is a place where they can develop to achieve their version of success. For this reason, various efforts to empower women (woman empowerment) and other women empowerment programs are being mobilized throughout the world. Without exception, Indonesia is now starting to open up to women's equality in work and achievement in all areas of life. There are opportunities for women to have equality in life, so many women equality initiators around the world and Indonesia are actively promoting and mobilizing women through communities and social organizations. Woman empowerment in gender equality is carried out in the form of constructive programs for women, such as mentoring, training or workshops on self-development or their competencies and soft-skills that can be useful for the future.
How important is the women's empowerment program in carrying out the true meaning of gender equality in the world. As for what we need to know about the definition of gender equality from experts, such as on the website of Kemenpppa RI (Ministry of Women's Empowerment and Child Protection of the Republic of Indonesia)[1]. which states that gender equality is one of our human rights as human beings. The right to live with dignity, freedom from fear and freedom to make life choices is not only intended for men, women also have the same rights in essence. In addition, the same thing regarding gender equality was also conveyed by Sasongko, who stated that:
Gender equality and justice is a condition where the portion and social cycle of women and men are equal, balanced and harmonious. Gender equality seeks how men and women have the opportunity to realize their rights and potential to contribute to political, economic, social and cultural development, and can equally enjoy the results of that development.[2]
Forms of justice and gender equality can be done in the following ways:[3]
1.      Accept and consider the differences between men and women fairly, because there is respect for differences, including a form of gender inequality.
2.      Discuss how to overhaul the structure of society that distinguishes the roles and relations between men and women, as well as in the form of balancing them.
3.      Researching the capabilities and talents of each citizen, both male and female, to be involved in community development, solving its problems and preparing for its future.
4.      Continuously fight for human rights, where gender is an inseparable part.
5.      To strive for the development and enforcement of democracy and good governance in all social institutions, by involving women at all levels.
6.      Education is the key to gender justice, because education is a place where people transfer their norms, knowledge, and abilities.


 

 

III.                 Theory or Conceptual Policy Framework

a.        Definition of Gender Equality from various expert perspectives

 

 

 

 To be continued.......................

[2] Sasongko, Sundari S. 2009. Konsep dan Teori Gender. Jakarta: BKKBN.

[3] Sasongko, Sundari S. 2009. Konsep dan Teori Gender. Jakarta: BKKBN.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah itu, saksi bisu hidupku

  " Rumah, tempat di bumi yang sangat diberkati". "Tempat yang lebih berharga dan lebih manis dari yang lainnya."  - Robert Montgomery Dua puluh sembilan tahun berlalu dengan rangkaian memori indah yang tidak dapat terlupakan di sebuah tempat berteduh yang membuatku telah banyak memaknai arti hidup. Suka dan duka telah aku lalui bersama dengan deraian air mata kesedihan dan kebahagiaan. Sungguh, apabila waktu dapat berulang kembali, aku akan menjeda berbagai momen yang membuatku semakin mengharu biru. Tempat itu, telah menyanderaku dengan kebahagiaan dan kedukaan, tempat itu telah membawaku pada sebuah kesejukan cinta dan kasih sayang. Tempat itu adalah tempat berteduh dari panas hujan tetapi tidak pernah terbatas untuk sekedar menenteramkan jiwa. Tempat itu adalah rumah, sebuah saksi bisu yang selalu hidup menyaksikan para jiwa huniannya beradu seteru atau hanya sekedar berbincang riang. Rumah itu merupakan lembaran sejarah hidupku. Betapa tidak, semua kenangan m
Posting Komentar
Baca selengkapnya

Blijf Vanavond Heel Even Bij Mij

                                                     Picture Sources: fransbauer.nl Malam ini begitu damai dan juga sejuk. Hujan telah mengguyur kota tempat aku tinggal hingga pukul 9 malam tadi. Nyaman rasanya malam ini sambil duduk dan menonton tv serta bersantai dengan anak dan suami. Tidak terasa  hari ini merupakan hari menyenangikan bagiku, karena aku telah berhasil melalui jam padat dan challenging karena harus berbagi peran sebagai seorang ibu dan juga seorang profesional.  Pada kesempatan kali ini aku hanya ingin menggoreskan tulisan ringan dengan bercerita tentang lagu kesukaan suamiku. Sebenarnya aku baru kali pertama mendengarkan lagu kesukaan suamiku ini, tetapi setelah aku dengarkan dengan santai, ternyata lagu ini enak juga. Lagu yang easy listening dan buat aku lagu ini, enak untuk diputar berulang-ulang. Awalnya kukira dari ritme irama lagunya seperti lagu seberang pulau tetapi nyatanya aku salah tebak. Jauh sekali muasal lagu ini. Lagu asal negeri kincir angin ini tel
Posting Komentar
Baca selengkapnya

Membaca asyik dan betah di Perpustakaan British Council Indonesia

 "Books were my pass to personal freedom"                                      - Oprah Winfrey - Membaca buku merupakan habit berkualitas yang dapat meningkatkan ketajaman berpikir seseorang. Semakin intensif seseorang membaca buku maka akan semakin kuat kemampuan analitisnya. Hal ini pasti akan mempengaruhi cara berpikir seseorang dalam melihat cara pandang tertentu.  Kegiatan membuka lembaran buku, meresapi makna tulisan didalamya telah membentuk sebuah kegemaran yang telah aku tekuni sejak usia dini. Almarhum ayahku juga penggemar buku, koran dan majalah. Setiap hari kami pasti membaca berita apa saja yang ada dalam media baca yang kami miliki. Tak luput juga, pada setiap weekend ayahku selalu mengajakku ke toko buku Gramedia atau toko buku Gunung Agung hanya sekedar melihat ada buku terbaru apa yang hadir disana atau membelinya. Kebiasaan membaca ini terus berlanjut hingga aku dewasa. Ketika aku ada dimasa kuliah, aku senang sekali berkunjung ke perpustakaan atau ke to
1 komentar
Baca selengkapnya